Jumat, 29 Maret 2013

Mencoba Berpuisi :)

Puisi ini ditulis saat saya masih semester tiga, kira-kira tahun 2009. Saya sendiri tidak tahu apa yang saya rasakan saat itu. Dan buku apa yang telah saya baca. Lupa, haha. Sebanyak sepuluh puisi berhasil saya tulis. Berikut puisi saya. :)

1. HIDUP

Hari ini masih mengalir seperti kemarin
Esok pun berharap seperti ini
Seperti kemarin dan hari ini

Hidup terus berjalan
Berjalan perlahan dengan tenang
Tenang seperti kemarin
Tenang  yang akan berhenti
Berhenti untuk tetap berjalan

Tak ada yang ingin berhenti hari ini
Mungkin masih ingin berlari dari perhentian
Hingga lupa berjalan untuk berhenti
Yang pasti semua akan berhenti
Entah esok ataupun lusa

2. KERAS

Hidup itu keras
Keras seperti batu
Menghadapi dengan lunak
Melunakkkan hidup
Melunakkan kekerasan

Tak mudah untuk melunak
Karena semua keras
Keras karena hidup
Keras karena keras

Mendengar kicauan di luar
Kicauan penuh keluhan
Keluhan karena kalah
Kalah karena mengeras
Mengeras pada kekerasan
Penuh sia-sia

3. MIMPI

Penuh dengan cakar dan terkaman perjalanan hidup
Untuk melanjutkan terkaman-terkaman esok, harus penuh dengan keringat

Kenyataan tak seindah dengan mimpi semalam
Mimpi yang terus menyelimuti diri
Tak kuat  membawa selimut mimpi

Tak tahu selimut menjadi kenyataan
Mungkin butuh 10 kali bumi mengelilingi matahari
Selimutkan jadi kenyataan

Cakar-mencakar terus berjalan
Bumipun terus berputar
Terkaman terus lakukan
Matahari pun terus diputari oleh bumi

Namun selimut tetap selimut
Tak mau merebahkan tubuh
Takut selimut akan menyelimuti tidur malam ini

4. TOPENG

Manusia  terpuji, manusia yang tak suka dipuji
Sungguh malu, untuk dipuji
Kini, banyak manusia yang  tak punya malu
Banyak manusia ingin dipuji
Entah apa yang harus dipuji, memuji topeng mungkin lebih baik

Topeng
Semua sibuk dengan topeng
Semua risih dengan topeng

Topeng yang ingin terlihat baik
Topeng yang menutupi isi hati
Topeng yang semakin menebal setiap waktu
Topeng apa lagi yang menutupi hati

Hati kini telah tertopengi
Hingga tak terlihat kemurniaannya
Hati telah terjenuhi
Topeng telah menutupi

5. PETUNJUK

Apakah terlalu usang petunjuk itu, kini?
Hingga banyak yang melupakan

Sudahkah tahu jalan kebenaran?
Jalan perhentian yang tenang
Sudahkah tahu jalan kesesatan?
Jalan penuh ketercelaan
Mungkin tidak tahu

Dan tetap,
Petunjuk itu, kini telah terabaikan
Telah terpinggirkan
Telah terlupakan

Manusia telah tersibukkan dengan keabstrakkan
Manusia telah terbuai didimensi ketidakpastian

6. WAKTU

Waktu tetap berputar dengan detiknya
Tidak akan pernah dapat menghentikan
Namun waktu dapat menghentikan siapa saja
Menghentikan raga untuk tetap berputar dengan waktu

Sedetikpun waktu tak dapat kembali
Tetap berputar dengan pasti
Membawa manusia ke tempat perhentian

Mencoba melawan arah dengan waktu
Berlari dari perhentian
Manusia takut dengan waktu perhentian

Waktu terus berlalu
Waktu terus maju
Meninggalkan masa lalu
Menjemput masa depan

7. CINTA

Rasa itu masih tersimpan hingga kini
Dan bersemayam di dasar jurang hati
Tidak ada yang mampu untuk mengganti
Sang waktu pun tak pernah mampu membawa pergi

Cinta itu teramat suci
Walaupun  telah berlalu, cinta itu akan  tetap terbalut dalam kerendahan hati
Sungguh berharganya cinta yang telah menyentuh kehidupan ini

Air mata ini akan menjadi bukti, cinta itu teramat bening
Air mata ini tetap menjaga cinta untuk tidak mati
Namun ketika cinta itu harus mati
Hati ini tidak akan pernah mati bersama cinta
Membiarkan hati ini kembali terbang ke alam bebas mencari cinta

8. MISKIN

Harapan, keinginanan, dan cita-cita adalah mentari
Merupakan cahaya  dalam gelapnya massa depan

Namun kegelapan akan semakin gelap
Kegelapan akan penuh dengan kehampaan
Untuk manusia miskin ilmu pengetahuan

Kegelapan yang tidak akan pernah terang
Untuk manusia miskin pelajaran
Jika pelajaran tanpa pengamalan

Namun pelajaran akan sia-sia untuk manusia  miskin cinta
Pengamalan adalah buta untuk manusia miskin kasih sayang

9. JUJUR

Kejujuran seperti apa yang tersisa?
Semua merasa benar
Hati-pun tidak lagi didengar
Keserakahan, kerakusan telah meniadakan sucinya hati

Begitu lebar jurang terbentang
Hingga mampu memisahkan
Begitu luas perbedaan menjauhkan
Tetap keserakahan di dalam hati

Kejujuran seperti apa yang tersisa?
Hak didahulukan didepan kewajiban
Hak dituntut, kewajiban diabaikan

Kejujuran seperti apa yang tersisa?
Menutupi kebusukan dengan uang
Melunasi kesalahan dengan uang
Uang telah dijadikan tuhan

Entah apa yang tersisa dari kejujuran?
Hanya suara hati yang mampu menjawab
Suara hati yang akan berkata tanpa suara

10. MATI

Tuhan telah menciptakan segala sesuatu berpasangan
Adakah yang menyadarinya?
Bahwa kematian pangkal kehidupan
Adakah yang mempersiapkannya?
Kematian akan menghancurkan kelezatan dunia

Kematian adalah sebuah kepastian
Para pemburu dunia, berlari dari kepastian
Kematian akan mencari makhluk bernyawa
Berlari  bersembunyi ditingginya gunung
Berlari berpaling dari akhirat
Kematian terus mencari mangsa

Hanya dua keadaaan, pasti akan terjadi di akhir
Baik atau buruk
Khusnul atau su’ul

Di malam-malam-Mu, manusia melewati dengan kemaksiatan
Kemaksiatan yang disadari oleh hati
Dosa-dosa akan terus ditemui
Semoga rahmat-Mu menerangi hati
Semoga pengampunan-Mu tiada bertepi

Hanya dua keadaan, pasti akan terjadi di akhir
Ahli surga atau ahli neraka
Jannah atau nar

Doa dan harapan untuk-Mu
                     Memohon untuk meneguhkan hati ini dalam agama-Mu                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar