Puisi ini ditulis saat saya masih semester tiga, kira-kira tahun 2009. Saya sendiri tidak tahu apa yang saya rasakan saat itu. Dan buku apa yang telah saya baca. Lupa, haha. Sebanyak sepuluh puisi berhasil saya tulis. Berikut puisi saya. :)
1. HIDUP
Hari
ini masih mengalir seperti kemarin
Esok pun
berharap seperti ini
Seperti
kemarin dan hari ini
Hidup terus
berjalan
Berjalan
perlahan dengan tenang
Tenang
seperti kemarin
Tenang yang akan berhenti
Berhenti
untuk tetap berjalan
Tak ada
yang ingin berhenti hari ini
Mungkin
masih ingin berlari dari perhentian
Hingga
lupa berjalan untuk berhenti
Yang
pasti semua akan berhenti
Entah
esok ataupun lusa
2. KERAS
Hidup itu keras
Keras
seperti batu
Menghadapi
dengan lunak
Melunakkkan
hidup
Melunakkan
kekerasan
Tak
mudah untuk melunak
Karena
semua keras
Keras
karena hidup
Keras
karena keras
Mendengar
kicauan di luar
Kicauan
penuh keluhan
Keluhan
karena kalah
Kalah
karena mengeras
Mengeras
pada kekerasan
Penuh
sia-sia
3. MIMPI
Penuh
dengan cakar dan terkaman perjalanan hidup
Untuk
melanjutkan terkaman-terkaman esok, harus penuh dengan keringat
Kenyataan
tak seindah dengan mimpi semalam
Mimpi
yang terus menyelimuti diri
Tak
kuat membawa selimut mimpi
Tak
tahu selimut menjadi kenyataan
Mungkin
butuh 10 kali bumi mengelilingi matahari
Selimutkan
jadi kenyataan
Cakar-mencakar
terus berjalan
Bumipun
terus berputar
Terkaman
terus lakukan
Matahari
pun terus diputari oleh bumi
Namun
selimut tetap selimut
Tak mau
merebahkan tubuh
Takut
selimut akan menyelimuti tidur malam ini
4. TOPENG
Manusia terpuji, manusia yang tak suka dipuji
Sungguh
malu, untuk dipuji
Kini,
banyak manusia yang tak punya malu
Banyak manusia
ingin dipuji
Entah
apa yang harus dipuji, memuji topeng mungkin lebih baik
Topeng
Semua
sibuk dengan topeng
Semua
risih dengan topeng
Topeng
yang ingin terlihat baik
Topeng
yang menutupi isi hati
Topeng
yang semakin menebal setiap waktu
Topeng
apa lagi yang menutupi hati
Hati
kini telah tertopengi
Hingga
tak terlihat kemurniaannya
Hati
telah terjenuhi
Topeng
telah menutupi
5. PETUNJUK
Apakah
terlalu usang petunjuk itu, kini?
Hingga
banyak yang melupakan
Sudahkah
tahu jalan kebenaran?
Jalan perhentian
yang tenang
Sudahkah
tahu jalan kesesatan?
Jalan
penuh ketercelaan
Mungkin
tidak tahu
Dan
tetap,
Petunjuk
itu, kini telah terabaikan
Telah
terpinggirkan
Telah
terlupakan
Manusia
telah tersibukkan dengan keabstrakkan
Manusia
telah terbuai didimensi ketidakpastian
6. WAKTU
Waktu
tetap berputar dengan detiknya
Tidak
akan pernah dapat menghentikan
Namun
waktu dapat menghentikan siapa saja
Menghentikan
raga untuk tetap berputar dengan waktu
Sedetikpun
waktu tak dapat kembali
Tetap
berputar dengan pasti
Membawa
manusia ke tempat perhentian
Mencoba
melawan arah dengan waktu
Berlari
dari perhentian
Manusia
takut dengan waktu perhentian
Waktu
terus berlalu
Waktu
terus maju
Meninggalkan
masa lalu
Menjemput
masa depan
7. CINTA
Rasa
itu masih tersimpan hingga kini
Dan
bersemayam di dasar jurang hati
Tidak
ada yang mampu untuk mengganti
Sang
waktu pun tak pernah mampu membawa pergi
Cinta
itu teramat suci
Walaupun telah berlalu, cinta itu akan tetap terbalut dalam kerendahan hati
Sungguh
berharganya cinta yang telah menyentuh kehidupan ini
Air
mata ini akan menjadi bukti, cinta itu teramat bening
Air
mata ini tetap menjaga cinta untuk tidak mati
Namun
ketika cinta itu harus mati
Hati
ini tidak akan pernah mati bersama cinta
Membiarkan
hati ini kembali terbang ke alam bebas mencari cinta
8. MISKIN
Harapan,
keinginanan, dan cita-cita adalah mentari
Merupakan
cahaya dalam gelapnya massa depan
Namun kegelapan
akan semakin gelap
Kegelapan
akan penuh dengan kehampaan
Untuk
manusia miskin ilmu pengetahuan
Kegelapan
yang tidak akan pernah terang
Untuk
manusia miskin pelajaran
Jika pelajaran
tanpa pengamalan
Namun
pelajaran akan sia-sia untuk manusia
miskin cinta
Pengamalan
adalah buta untuk manusia miskin kasih sayang
9. JUJUR
Kejujuran
seperti apa yang tersisa?
Semua
merasa benar
Hati-pun
tidak lagi didengar
Keserakahan,
kerakusan telah meniadakan sucinya hati
Begitu
lebar jurang terbentang
Hingga
mampu memisahkan
Begitu
luas perbedaan menjauhkan
Tetap
keserakahan di dalam hati
Kejujuran
seperti apa yang tersisa?
Hak
didahulukan didepan kewajiban
Hak
dituntut, kewajiban diabaikan
Kejujuran
seperti apa yang tersisa?
Menutupi
kebusukan dengan uang
Melunasi
kesalahan dengan uang
Uang
telah dijadikan tuhan
Entah
apa yang tersisa dari kejujuran?
Hanya
suara hati yang mampu menjawab
Suara
hati yang akan berkata tanpa suara
10. MATI
Tuhan
telah menciptakan segala sesuatu berpasangan
Adakah
yang menyadarinya?
Bahwa
kematian pangkal kehidupan
Adakah
yang mempersiapkannya?
Kematian
akan menghancurkan kelezatan dunia
Kematian
adalah sebuah kepastian
Para
pemburu dunia, berlari dari kepastian
Kematian
akan mencari makhluk bernyawa
Berlari bersembunyi ditingginya gunung
Berlari
berpaling dari akhirat
Kematian
terus mencari mangsa
Hanya
dua keadaaan, pasti akan terjadi di akhir
Baik
atau buruk
Khusnul
atau su’ul
Di
malam-malam-Mu, manusia melewati dengan kemaksiatan
Kemaksiatan
yang disadari oleh hati
Dosa-dosa
akan terus ditemui
Semoga rahmat-Mu
menerangi hati
Semoga
pengampunan-Mu tiada bertepi
Hanya
dua keadaan, pasti akan terjadi di akhir
Ahli
surga atau ahli neraka
Jannah
atau nar
Doa dan
harapan untuk-Mu
Memohon
untuk meneguhkan hati ini dalam agama-Mu